Selasa, 10 Juli 2007

MALL ITU...GEDE BENER

Selamat malam, Sayangku...
Maafkan Ibu sayang... hari minggu seharusnya ibu ada di rumah menunggumu. Namun ada tugas liputan yang harus ibu lakukan. Pagi itu, bahkan saat kau belum bangun..ibu sudah berangkat. Waktu menciummu, ibu serasa takkan jadi pergi. Pagi itu kau dimandikan ayahmu... (agaknya ayahmu terlalu bersemangat memakaikan sabun, hingga air bekas mandimu putih semua)

Ibu berjanji, untuk pulang sore, sebelum matahari tenggelam. Liputan memang singkat, namun perjalanan pulangnya..masyallah macetnya bukan main. Angkutan sama sekali tidak beranjak. Mana duduknya berdesakan amit-amit dah. Aneka spesies keringat membaur jadi satu. Membentuk adonan keringat yang kukira hanya ada di Indonsis. Endemik.

Setelah 1 jam merangkak pelan, baru kulihat biang keladinya. Mall yang baru berdiri, besarnya tiada tara dan di lokasi yang sangat-sangat tidak masuk akal. Cibubur Junction namanya...
Begitulah, Sayang...negeri ini. Tidak ada perencanaan sama sekali. Semua bangunan bisa berdiri asalkan ada uang. Katanya sih bukan negeri kapitalis...tetapi kenyataannya, orang-orang yang tak punya uang bakal terbuang dari republik ini.

Mall-mall itu sudah berdiri megah laksana mercu suar yang menyilaukan. Siapakah yang diterangi, Sayangku ? benarkah trickle down effect yang menjadi andalan berdirinya mall benar-benar menetes menyembuhkan dahaga anak negeri ini ?

Dalam sebuah pembukaan mall di dekat rumah kita, ibu ikut bertepuk tangan keras-keras. Seorang pejabat mengaku dengan bangga bahwa beliau berteman akran dengan bos pemilik 200 hektar komplek bisnis yang direncanakan akan dibangun. Begitulah mentalitas pejabat kita, pertemanan dengan 'orang-orang kaya' adalah prestis tersendiri. Mereka sedikit lupa kalau tugas utama mereka adalah mengingat orang-orang miskin yang mengangkatnya menjadi pejabat. Hehehe..siapa sih yang mau mengaku bahwa mereka digaji oleh gembel miskin di seantero negeri ? Dan gemebl-gembel inilah orang kaya sesungguhnya...

Ah, sudahlah Sayang. Tidur sajalah dengan nyenyak. Karena dalam mimpimu, kau bisa singgah di Republik Mimpi. Nanti ketemu sama Dik Pendi yang pinter itu. Katakan padanya, Ibu nitip salam yah...

NB: O ya, ada berita menggembirakan, hari ini Ibu dapat email dari redaktur opini Kompas kalau cerpen ibu tidak sesuai untuk Kompas. Manis bukan ?(huahahahaha)

Jumat, 06 Juli 2007

Kau Hadir Sayangku...


24 Maret 2007, 17.40 WIB
Ketika nafasku tinggal satu-satu
Ketika wajah kehilangan aliran darah
ketika nyeri sudah tak lagi terasa
Ketika harap hanya bertumpu dalam bisik doa ayahmu
Ketika jarum jam sudah bergeser 16 kali
Kau hadir, Sayangku...

Di luar sana, senja telah merentangkan sayapnya
Hangat mendekap tubuh mungilmu
Lantunan adzan maghrib ditelingamu
Mengantarkan nyaring tangismu
Untuk pertama kalinya seumur hidupku
Kurasakan senja terindah dari senja indah yang lalu
Kau hadir, Sayangku...

Kusentuh kulit merahmu
Wajah mungil yang terlelap dalam boks bayi
Bibir tipis yang sesekali mengeriut
Jemari rapuh bergerak lembut
Tuhan, kau percayakan makhluk ajaib ini
Pada kami yang baru saja melangkah
Kau hadir, Sayangku

Tangis, haus, pipis dan eek
Menjadi irama merdu yang mengalun dalam kamar biru kita
Mengetik dengan satu tangan menjadi keahlian baru
Saat kau lelap dalam dekapanku
Berhitung rumit kala di etalase toko buku
Menjadi perdebatan lucu aku dan ayahmu
Teringat susu, popok dan minyak telon
Kau hadir, Sayangku

Doaku untukmu, Sayangku
Jadilah kau bangga telah hadir di rumah mungil kami
Dengan segala remah dan renik keseharian kita
Kau datang sebagai sahabat, kekasih dan harapan kami
Selamat datang, Sayang..

(Kami memilih nama untukmu : Sausan Nada Intishar (bunga,embun, kemenangan) Kehadiranmu ditandai dengan ludesnya rumah kita oleh pencuri. Benda berharga yang hanya sedikit itu lenyap tanpa sisa. Kami mencoba tersenyum, Sayangku... saat kita tahu rumah kita kebobolan, saat itu baru kita sadari 'betapa kayanya' kita hehehehe )

Selamat datang di PERJALAN SENJA..untuk Senja Mungil yang datang menyadarkanku, aku sudah jadi ibu (simbok ?!)...semoga lembar abstrak ini bisa menjadi ruang bercerita, bercanda dan berkhayal. Sejenak beristirahat dari kesintingan dunia. Termasuk betapa kesalnya ibu, ketika blog lama tak bisa diposting lagi. http://sunrisemalam.blogdrive.com