Senin, 10 September 2007

REMBANG PENANTIAN..

Dalam hujan, aku menunggumu
Dalam desir angin dingin, aku menyandarkan harap padamu
Dalam detik-menit-jam, aku merasakan kehadiranmu !!!

Perlahan sosokmu terajut jejarum perak
Bergetar hatiku, menyaksikan kilaumu dalam gelap
Ya..itu kau !!

Kutatap, kudekati, kusapa
Kamu diam
Kubelai, kuhapus tetes hujan yang membaluri tubuhmu
Kamu menggigil dalam diam
Kusandarkan tubuhku ke badanmu
Kamu berbisik lirih,
“ Kurelakan kau bersama yang lain, aku tak mampu lagi,maafkan aku..”

Aku tercekat,
Baru kuketahui, kamu mogok tak bisa jalan
Oh, Sayang...
Aku harus menunggu satu jam lagi...DEBORAH

Terminal Depok, bersama Armin, dingin dan lapar September, 07.2007. 07.00 PM

Catatan di balik layar :
DEBORAH adalah bis jurusan Depok – Kalideres yang lewat hanya sejam sekali. Jum’at malam itu, Sayang....Ibu liputan dari Museum Zoologi. Pulangnya macet setengah mati. Mungkin karena tarif tol naik, mungkin karena demo sana-sini. Yang jelas, dari Depok jam 7 malam, sampai rumah hampir tengah malam. Sampai habis dua bungkus kuaci dan lidah lumayan asin. Kulihat, kau tidur dengan tersenyum... thanks tidak marah sama ibu (hehehehe).

Selasa, 04 September 2007

Just : STAY THE SAME...


Terkadang kita sedih hanya karena sekeliling kita tidak seperti yang kita inginkan.
Terkadang kita merasa tidak berguna, hanya karena satu hal yang tak berhasil kita lakukan.
Terkadang kita merasa dunia tak menyukai kita hanya karena satu orang tak mempedulikan kita
Terkadang...kita jatuh karena diri kita sendiri yang mengatakan jatuh
Yakinlah, bahwa sebenarnya kita sangat hebat, melebihi yang kita bisa pikirkan sebelumnya...

Just : STAY THE SAME...

Don't you ever wish you were someone else,
You were meant to be the way you are exactly.
Don't you ever say you don't like the way you are.
When you learn to love yourself, you're better off by far.
And I hope you always stay the same,
cuz there's nothin' 'bout you I would change.

Verse
I think that you could be whatever you wanted to be
If you could realize, all the dreams you have inside.
Don't be afraid if you've got something to say,
Just open up your heart and let it show you the way.

Bridge
Believe in yourself.
Reach down inside.
The love you find will set you free.
Believe in yourself, you will come alive.
Have faith in what you do.
You'll make it through.

(Dicopy dari :www.gadispertamaku.blogspot.com, pemiliknya adalah sahabat yang menjadi saksi perjalananku)

Catatan di balik layar : Sayang, lagu ini pernah Ibu tempel di langit-langit kos-kosan waktu masih kuliah di Solo (jangan tanya, bagaimana caranya sesobek kertas bisa nangkring di eternit). Di samping gambar Usaghi, tokoh film animasi Sailormoon yang Ibu gambar sendiri. Ibu sangat suka dengan tokoh ini ' Dengan kekuatan bulan, aku akan menghukummu!!!. Di sebelahnya ada poster Filippo Inzaghi dan Roberto Baggio dan tulisan ‘Make a better place’ dari potongan koran, jadwal titip absen, lukisan ibu yang kadang mirip orang kadang enggak, juga Yussy- si boneka panda abu-abu yang sudah sering mau dibuang oleh nenek (Jadi kau bisa bayangkan, seperti apa kamar kos ibu kala itu). Yang jelas, semua itu menjadi ‘sahabat’ yang menjadikan Ibu selalu bisa bangkit dengan menyemangati diri sendiri. (kala itu, Ibu belum kenal ayahmu hehehe).

Kata Andrea Hirata : Kalau kita sedih, kita hanya akan sendirian, tetapi kalau bahagia, dunia akan datang pada kita.

Senin, 03 September 2007

Setetes Embun Kemenangan Untukmu, Senjaku


Selamat senja, senja mungilku...

Hari Sabtu lalu kamu diimunisasi DPT yang bikin demam itu. Begitu kamu memasuki ruang periksa, kamu justru tertawa ngakak. Aha..mungkin kamu merasa geli ketemu dokternya. Pak Dokter itu memang lucu dan ramah. Begitu jarum disuntikkan, kamu menjerit. Nah, pas dicabut...ketawa lagi. Kamu memang tahan sakit, Sayangku...

Malamnya agak rewel sedikit, tetapi lantas tertidur nyenyak. Malam berikutnya, Ibu tinggal ke TIM untuk menghadiri Malam Seni HUT Majalah PARLE (kamu masih sempat ketawa ketika ibu pamitan). Undangan itu sudah Ibu terima via phone dari Mbak Endah sulwesi yang punya blog www.perca.blogdrive.com. Nah, ada sedikit harapan bahwa Ibu menang dalam lomba cerpen karena kata tante Christ di majalah Intisari, biasanya kalau ditelepon ada kemungkinan menang.

Dengan dheg-dhegan, Ibu menuju ke Teater Kecil. Sebelumnya sempat melihat pameran lukisan India. Memenuhi undangan Mr. Ajit Vahadane, teman Ibu. Lukisannya bagus, terutama yang bertema hujan. Ya, Ibu suka sekali melihat lukisan hujan itu...

Selamat buat tabloid PARLE. Acara malam seni bagus sekali, musikalisasi puisi dan pentas teater Tanah Air. Karena sponsornya pasta gigi kale ya, maka tema pentas teaternya gosok gigi juga. Ibu menonton sama Om Fajar Sidik, itu sahabat Ibu yang sudah menyalip di tikungan dengan menerbitkan bukunya ‘Sukses Ngutang di Bank’ (Ibu pikir sih bukan menyalip, kan memang dia dulu yang ngajari ibu nulis hehehe).

Nah, pembacaan cerpen pertama oleh Maudy Koesnadi yang cantik itu. Dan kau tahu, Sayang...cerpen itu judulnya Capra oleh Titik Kartitiani ! Kau tentunya kenal bukan dengan nama penulis itu. Kontan Ibu menjerit (padahal lagi sepi tuh). Lalu ibu mendapat selamat dari tetangga kursi, yang Ibu tidak kenal.

Sayang, Maudy membacakannya dengan bagus sekali. Ibu sampai haru dan..yah walaupun bukan juara satu, impian Ibu tercapai. Berdiri di panggung itu...(waktu kamu masih dalam perut Ibu, kita juga ke tempat ini. Menyaksikan pengumuman novel DKJ. Dan kau tahu...Ibu tidak disebut-sebut hehehe). Terima kasih ya Allah...thanks.

Kemenangan ini kupersembahkan untukmu, Sayangku..yang telah menemani Ibu dengan tawa dan tangismu. Untuk Mas...Adik menang, besok kalau pulang, adik traktir yah. O ya, untuk Mas Fajar, thanks telah menjadi sahabat, dimanapun berada. Fazza, Faya..kau pasti bangga punya Ayah seperti dia.

Catatan di Balik Layar: Pagi sebelum berangkat, ibu mengelem sepatu Ibu. Sepatu sandal ala Mak Lampir itu bersejarah. Dibeli tahun 2003 silam. Dan sengaja ingin Ibu kenakan di saat bersejarah. Eh, ternyata lem yang digunakan salah. Waktu mau naik panggung, perlahan lem-nya copot. Bisa dibayangkan bagaimana groginya Ibu, Nak. Begitu ada di kursi, Ibu kehilangan keseimbangan dan terduduk di pangkuan cowok yang tadi ngasih selamat Ibu. Huhuhu..cewek sebelahnya cemberut. Maaf. Mbak..siapanpun Anda, sungguh saya tidak sengaja. Kesimpulannya, jangan mengelem sepatu dengan lem Fox karena lem putih itu sebenarnya lem kayu. Anda bisa memilih dengan lem tikus.