Rabu, 19 November 2008

Nocturnal, Suatu Malam


Kopi asli, local coffe. Itu kata - kata yang eksotis menurutku. Mengandung kejayaan masa silam, memori, romantisme klasik dan kenikmatan yang unik.

Begitulah, tadi malam setelah menunggu Mbak Christ menyelesaikan deadline Intisari, kamipun meluncur ke Anomali Coffe, di Jl Senopati. Sebenarnya saya sempat ragu, jam sudah menunjukkan angka 20.30, jam berapa sampai sana ? Sementara saya ada keterbatasan waktu (baca: angkot, beginilah nasih angkoters).Tapi sekali lagi, demi tugas ditambah ras penasaran, kamipun meluncur dengan taxi (hemmm)

Tapi segala kekhawatiran itu terlupakan ketika memasuki bangunan eksotik itu. Ada aroma kopi yang tercium dari karung goni. Entah mengapa, saya merasa seperti membelesak ke jaman VOC. Aroma keanggunan. Jujur, saya bukanlah penikmat kopi sejati (menuang cup-nya saja bingung). Bagi saya kopi adalah kebutuhan untuk mengganjal mata kala deadline. Capuccino adalah mantra penjinak kantuk. Selebihnya, saya tidak tahu.

Tapi begitu masuk ke cafe itu, mencium aromanya,seperti saya masuk dalam pusaran keakraban. Mungkin saya berlebihan, tapi itulah yang saya rasakan. Apalagi ketika membaca labelnya : Java Jampit, Papua Wamena, Sumatra Mandailing, Sumatra Lintong, Bali Kintamani, Aceh Gayo (ini nama jenis kopi asli Indonesia). Tiba - tiba saya merasa pulang ke suatu tempat yang indah. Tanah yang kurindu.Mungkin karena akhir-akhir ini saya jarang menemukan indonesia yang dikemas menawan. Dimana - mana justru nama lokasi negeri antah berantah yang mudah kudapati. Sebut saja cluster Frankfurt, Valensia, bla bla. saya lupa, saya ada di mana.

Lalu kopi terhidang. Dan jujur, saya bingung bagaimana menuangnya (kebangeten ya ?)Lalu saya menikmati serbuk Sumatera Mandailing. Sebelumnya saya tak pernah mau dengan kopi yang disajikan di hotel dengan selera 'bule' (karena pahitnya ampun), tapi kali ini seteguk demi seteguk...amazing. Sekali lagi, saya bukan penikmat kopi sejati, tetapi ada keindahan yang datang entah darimana..

Hingga kami memutuskan pulang, pikiranku merasa seringan kapas. Saya tiba - tiba ingat Filosopi Kopi yang ditulis Mbak Dee. Apakah energinya seperti ini ?

Begitulah, cerita inipun berakhir dengan saya pontang panting mencari angkutan untuk pulang sembari menahan mau ke toilet (kopi memang membuat gampang pipis). Saya menumpang angkutan malam hari (Amari) yang isinya mahluk - makluk malam. Nocturnal.

Jalanan Jakarta yang sepi. Saya seperti melihat amuba raksasa yang tengah mengumpulkan energi untuk membelah di siang harinya. Sepi tapi bukan berarti tak ada bunyi. Ada energi yang tertahan. Ada bisik - bisik yang teredam. Ada sesuatu yang terbungkam. Jakarta menjelma jadi makluk purba yang terjebak gletser. Beku tapi mengancam.

Anehnya, makhluk nocturnal ini (termasuk saya kali ya) berbeda dengan makhluk yang saya temui setiap pulang kantor yang larut malam bukan larut pagi. Kalau yang pulang larut malam ini biasanya jam 11 malam, semuanya bermuka seperti asbak rokok yang kepenuhan. Sepeti mau muntah melihat nasib. mereka duduk di bis kota bobrok, lalu duduk sambil tertidur. Coba kalau saya pas tak dapat tempat duduk dan berdiri di dekat supir, menghadap ke belakang, tercipta pemandangan yang tiba - tiba jadi mengerikan. Seperti barisan zombie..what happen with us ?

Catatan untuk Sausan :
Sayang, I miss U so much. Semoga cepet dapat gantinya Mbake yang ngasuh ya...biar kita bisa bernyanyi Bintang Kejora lagi.
Btw, Sayang, ingatkah waktu lebaran kita pontang - panting nyari kantor pos buka ? Tidak sia - sia, Sayang..cerpen ibu berhasil jadi pemenang di Femina. Tidak juara satu sih..tapi lumayan. Nanti kita beli sepeda, terus Ibu boncengin keliling lapangan, menyapa ulat di pohon rambutan. Thanks ya, menemani Ibu...

5 komentar:

FAJAR S PRAMONO mengatakan...

Duh, aku kok ketinggalan informasi ya?

Selamat ya, Tik. Juara berapa cerpen kamu di Femina? Makin seneng aku, tambah temen berlabel cerpenis kondang... :)

Sekali lagi, selamat ya!

mencobahidup mengatakan...

duh kasihan ada yang disebut Zombie, eh siapa tahu orang tersebut orang alim cuma gak tidur 3 hari tiga malam.Kalau lagi seger seperti Brad pitt dilihat pake lensa cekung

Nunung Mulyani mengatakan...

Wuah juara cerpen , hebat... selamat ya :) tetep semangat :) lam kenal

Anonim mengatakan...

weh.. ini yang punya tuh ce ya.. kirain cowok.. hihihi..
:P

zombie ya.. apa ada pocong juga disana.. kali aja ada yang iseng pake pocongan dalem bis tengah malem.. :P

mba tik.. ada titipan di blog q... ^^ :P

Anonim mengatakan...

tik...selamat yaa...akhirnya temanku ada yg juara lomba cerpen femina hahah..secara aku gagal jd pemenang gitu hahaa...eh tik, kapan terbit di femina??? kabarin aku ya

si anis