Kamis, 24 April 2008

Getar Sayap Lebah


Ketika rutinitas kian menyita sisa hidup kita
Semakin sedikit relung yang tersedia
Untuk sekedar tersenyum, menyapa, bercengkerama
Atau sesekali memperhatikan yang ada di sekitar kita

Irama bising mobil roti di pagi hari tepat pukul enam
RRROTI ROTI...ROTI BBAKAR ROTI UNYIL RROTI MMMANISZZZ
Teriak semangat tukang sayur dengan kangkung dan bayam di pundaknya
SSA A A YUUUURRRRRRR
Nada monoton tukang sol sepatu di atas sepeda yang hanya terdiri dari roda
Seperti nada bosan terdengar pendek - pendek PPOP POP PUK
Ah uang, apa yang kau lakukan pada mereka?

Sesekali dengarkan bisik suara alam
Getar cinta sayap lebah yang dititipi salam si serbuk sari
Untuk disampaikan pada putik pujaan hati
Menggoyang sebutir embun yang tenang di daun mawar

Nada lembut embun yang jatuh di dedaunan
Meluncur anggun menelusuri jejaring urat daun
Terus meluncur meluncur kehilangan pijakan
Mendarat anggun di kubangan air
Tempat kecebong melewatkan sebagian siklusnya
Untuk kelak menjadi pemusik handal
Kung kung koook
Merdu sekali bukan ?

Ketika berdesakan naik angkot dan bisa antar kota
Di pagi hari, wajah segar nampak tegang dalam cengkeram waktu
Di malam hari, wajah kuyu penuh timpukan sandal sang waktu
Ketika aku tak dapat duduk (who care ?)

Dengan Basmalah, Saya pun duduk di tempat paling menuai resiko
Meringkuk tegang di dashboard depan sopir, menghadap para penumpang
Jadilah saya point of interest
Karena kudapati semua muka penumpang menghadapku dengan wajah berminyak
Tapi santai saja, tak perlu GR
Toh semua mata lelap hingga mirip zombie yang duduk di kursi
Cobalah perhatikan sesekali pada posisi saya
Pasti Anda akan ketakutan atau geli luar biasa
Pertanyaan retorikpun muncul : Jakarta, apa yang kau lakukan pada mereka hari ini ?

Begitulah rutinitas yang semakin memadat
Seakan 24 jam tak cukup untuk membagi hari
Tentu Andapun merasakannya
Tetapi semoga tak mematikan rasa Anda

Sayapun semakin khawatir
Masih adakah sedikit ruang di diri saya
Untuk sekedar duduk diam dan melamun

Catatan untuk Sausan : Sayang, lekas sembuh yah ? Betapa rapuh ibu jika kau sakit.

2 komentar:

Ode Hief mengatakan...

wah, rodo surprise ada comment di blog bukulaela "yg lama g keurus".
Tentu aku masih ingat u, kadang2 jg aku buka2 flona di togamas jogja, hehe...
Btw, aku dulu kan pnah mau kasih buku, nah, klo kukirim ke flona gitu nyampe/aman gak?
thanks.....

Titik Kartitiani mengatakan...

De, bukumu sudah nyampe. Thanks banget.Membaca nama 'laelamajenun' sedertan memori kolektif terbaca di sana. I miss u heheheh