Senin, 04 Agustus 2008

Merenung di Halimun



Aroma pakis, lumut yang bercampur dengan tanah basah khas hutan tropis adalah aroma yang selalu kurindu. Aroma itu telah menentukan sebagian hidupku. Menempa sebuah kegigihan untuk mencapai sesuatu. Merenungkan tentang tapak - tapak yang telah lewat. Ada tawa, cita dan cinta.

Ketika kembali ke hutan, serasa kembali ke yang Maha Hidup. Tenggelam dalam keperkasaan rimba menjadikanku malu, kenapa harus takabur ? Ketika menekuri helai demi helai dedauanan yang menghadirkan beragam bentuk, betapa malunya aku ketika harus menginjak teman demi sebuah persaingan. Bukankah masih ada helaian daun lain yang bisa kau singgahi ?Ketika menekuri remah - remah semak runtuh dan terurai di lantai hutan, kembali kemerasa rendah dan menyatu dengan tanah. Menyatu pada Yang Asal.

Cikaniki - Citalahap
Agustus 2008

Tidak ada komentar: