Selasa, 20 Januari 2009

Kebun Cahaya


Seseorang pernah menceritakan padaku
Tentang sebuah kebun yang indah
Di suatu tempat yang tak ada dalam peta
Namanya Kebun Cahaya

Di sana hanya ada keindahan
Semuanya berkilauan
Hingga permata tak lagi berharga

Setiap kali ia bercerita
Tentang suara angin yang berkilau
Tentang kemerlip harum Kebun Cahaya
Air matanya mengalir
Jika kugenggam jemarinya
Dia mengatakan 'Tak perlu, aku tak sedang sedih'
Kucoba melihat lebih dalam ke hatinya
Dia memang tidak sedang sedih
Dia hanya sedang hanyut akan kisahnya
Kenangannya
Tentang Kebun Cahaya

Hanya saja dia meredup
Manakala kutanya kemana arahnya
Bagaimana jalan menuju ke sana
Seperti apa petanya

"Sahabat,
Kebun Cahaya takkan teraba
Dia hanya akan berkilau
Jika kau menikmatinya dari sini..."

Di genggamnya tanganku
Diletakkannya di dada
Ada degup pelan
Detak teratur
Lalu aku melihat cahaya
Kebun Cahaya itu...

Catatan Untuk Sausan : Sayang, senja di sebelah rumah kita mendadak menangis. Tapi Ibu tahu, kau akan selalu tersenyum untuknya...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

tulisan anda bagus sekali... :)